Click here for Myspace Layouts

Rabu, 20 Juni 2012

Video Perakitan Tablet Murah China Seharga $50 Usd



produk tablet asal China dengan harga yang sangat murah kini sudah banyak ditemui diseluruh dunia, termasuk juga Indonesia. Diantara kita pastinya banyak yang bertanya-tanya, kenapa produk-produk asal China selalu dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari produk-produk dari Negara lain, khususnya tablet.

 Dari segi kualitas, tentunya memang sedikit jauh berbeda, namun bagi mereka yang ingin tampil gaya dengan dana pas-pasan. Produk elektronik asal China selalu menjadi pilihan.


Dalam kunjungannya ke kota Shenzen, tim dari situs ARMdevices berkesempatan untuk merekam proses perakitan dari tablet Android 7 inci dengan nama yang memang kurang terkenal, AllWinner, yang dijual hanya seharga $50 saja. Dalam video, anda bisa melihat bahwa proses perakitannya sangat membutuhkan konsentrasi tinggi, karena semuanya dijalankan hampir tanpa bantuan mesin sama sekali. Untuk bagian testing microphone-nya bahkan hanya menggunakan beberapa ketukan ke meja saja, tanpa adanya sebuah alat khusus.

ARMDevices melaporkan bahwa dalam satu hari, pabrik kecil tersebut mampu merakit kurang lebih 4.000 unit tablet, jadi bisa Anda bayangkan betapa tingginya tekanan kerja di dalam ruangan tersebut sehingga tidak memungkinkan adanya celah untuk para pekerja untuk bisa bercengkerama ataupun bersenda gurau dalam proses perakitan.

Mau lihat videonya 
di bawah sini juga bisa kok

Senin, 18 Juni 2012

Inilah USB Flashdisk Termahal di Dunia


Desainer kreatif Shawish telah membuat USB Termahal di Dunia. flashdisk berbentuk jamur dengan dihiasi berlian dan permata..
Berlian berkilauan bertatahkan di Jamur Ajaib USB ini berbobot 9,18 karat secara total, sedangkan batu rubi berat total 11,34 karat, dan safir memiliki berat 11,34 karat. Selanjutnya, tombol USB juga menawarkan kapasitas penyimpanan 32 GB..
Meskipun harga produk ini tak ternilai, namun semuanya tergantung pada batu dan bahan. USB FLASHDISK JAMUR ini dibuat dengan emas putih, zamrud dan berlian putih dengan biaya $ 36.900, sedangkan tombol USB dibuat dengan emas kuning, berlian putih dan batu rubi dengan biaya $ 24.400. Dan kunci USB di emas pink bertahtakan Safir merah muda dan berlian putih dengan biaya $ 16.500. :P

G mn Berminat !!!!!!!!! :mrgreen: 

Mouse Gaming Roccat Savu


Savu adalah salah satu model mouse gaming yang baru saja diperkenalkan bulan Maret lalu oleh produsen perangkat gaming asal Jerman, Roccat. Produk ini diposisikan di kelas menengah dan dibekali dengan beberapa fitur menarik, termasuk sensor ber-resolusi 4000 dpi serta tombol Easy Shift. Tombol ini berfungsi untuk men-trigger fungsi kedua di tiap tombol. Sekarang saatnya melihat apa saja yang ditawarkan Roccat melalui produk ini.

Tampilan Savu tampak meyakinkan dengan desain kombinasi warna hitam-biru ala Roccat. Kesan gaming mouse terpancar jelas, walaupun kotak karton ini tidak tampil semewah kemasan Kone yang merupakan produk flagship Roccat.

 Mouse-nya sendiri terlihat sederhana dengan tubuh yang seluruhnya dilabur warna hitam keabu-abuan. Dipadu dengan garis-garis tegas yang menjadi prinsip desain produk Roccat, produk ini jadi terlihat mirip pesawat tempur stealth yang modern.


Di bagian belakang terdapat lampu yang bisa menyala ketika mouse sedang beroperasi. Warna lampu ini bisa diubah-ubah sesuai keinginan melalui software driver. Pilihan warnanya sangat banyak, mencapai 16,8 juta warna, dan bisa diatur agar berganti-ganti (fade in-out) atau tetap menyala dengan warna sama. :mrgreen: 



"Ivy Bridge" Teknologi Baru Dan Generasi Terbaru INTEL



Prosesor Intel Core i generasi ketiga dilengkapi arsitektur generasi terbaru bernama Ivy Bridge. Arsitektur Ivy Bridge merupakan penyempurnaan dari arsitektur sebelumnya, Sandy Bridge. Seperti terlihat di gambar di atas, Ivy Bridge merupakan “Tik” dari skema “Tik Tok” yang digunakan Intel. Di fase “Tik”, Intel mengaplikasikan proses fabrikasi terbaru di mana dalam hal ini, Ivy Bridge diproduksi dengan proses fabrikasi 22 nm ditambah teknologi terbaru 3D Tri-Gate Transistor.
 
 
 

Melihat gambar die prosesor di atas, ternyata blok diagram Ivy Bridge memiliki kemiripan dengan Sandy Bridge. Kotak besar di sudut kiri merupakan unit GPU yang diikuti empat buah kotak di sisi kanan yang merupakan unit CPU quad-core. Tepat di bawah unit CPU adalah L3-chace tempat unit CPU dan GPU akan saling berbagi dalam penggunaannya. Kotak di sisi paling kanan merupakan tempat berkumpulnya komponen memory controller, PCIe controller, display controller, DMI, System Agent, dan lainnya.

Meskipun memiliki kemiripan, unit GPU Ivy Bridge ternyata memiliki perbedaan layout dan ukuran (lebih besar) dibandingkan unit GPU Sandy Bridge. Sepertinya, insinyur Intel melakukan beberapa perombakan di unit GPU ini. Apakah perombakan ini akan meningkatkan performa grafik? Kita lihat saja nanti.

Bila chip Sandy Bridge dibangun dengan menggunakan 1.16 miliar transistor dengan luas die prosesor sebesar 216 mm2, chip Ivy Bridge dibangun atas 1.4 miliar transistor dengan luas die prosesor sebesar 160 mm2. Proses fabrikasi 22 nm sepertinya memiliki andil besar dalam mengecilkan ukuran die prosesor meskipun jumlah transistor meningkat.
 
 
Tidak berbeda dengan Sandy Bridge, kontroler memori di Ivy Bridge tetap mendukung tipe memori DDR3 dengan konfigurasi dual-channel. Meskipun begitu, kontroler memori di Ivy Bridge mendukung kecepatan memori yang lebih tinggi dibandingkan Sandy Bridge.

Mengikuti jejak prosesor Sandy Bridge E, Ivy Bridge kini dilengkapi kontroler PCI Express generasi ketiga. Kontroler PCIe 3.0 ini mampu menyediakan total bandwidth per jalur sebesar 8GT/s (1GB/s), sedangkan jumlah jalur PCIe yang mampu disediakan oleh Ivy Bridge adalah sebanyak 16 buah.
 
 
 

- Core i7 dan Core i5. Perbedaan mendasar kedua seri prosesor ini terletak di jumlah thread dan ukuran L3-cache.
- Hanya prosesor dengan akhiran huruf K yang memiliki multiplier prosesor yang tidak dikunci.

Salah satu hal yang menarik dari lini prosesor Ivy Bridge adalah kisaran harga (MSRP online) prosesor Ivy Bridge ternyata tidak jauh berbeda dengan prosesor Sandy Bridge saat ini, dengan spesifikasi yang sama. Tentu saja hal ini membuka kemungkinan bahwa lini prosesor Sandy Bridge akan mengalami pemotongan harga. Menarik, bukan?
 
 
* Hanya prosesor mobile dengan huruf QM yang merupakan prosesor quad-core.
* Huruf XM menandakan prosesor mobile tersebut memiliki multiplier prosesor yang tidak dikunci.
 
 
Intel melakukan beberapa perubahan di fitur overclocking Ivy Bridge. Beberapa di antaranya adalah nilai multiplier prosesor kini ditingkatkan hingga 63, dukungan kecepatan memori hingga 2667 MHz, dukungan XMP Memory Profile versi 1.3, dan lainnya. Meskipun begitu, Ivy Bridge tidak ubahnya Sandy Bridge di mana meng-overclock dengan menaikkan nilai BCLK tetap cukup susah untuk dilakukan. Overclocking dengan pendingin standar bisa menaikkan BCLK hanya dikisaran 5-7 MHz dari nilai normalnya 100 MHz (menjadi 105-107 MHz).

Salah satu cara melakukan overclocking di Ivy Bridge adalah menggunakan prosesor Intel Core i 3xxx seri K karena prosesor ini memiliki multiplier prosesor yang tidak dikunci.
 

CEO AMD: Era Lomba Kecepatan CPU Telah Berakhir


Persaingan antar kecepatan prosesor yang pernah dilakukan oleh AMD dan Intel tampaknya telah berakhir. Setelah munculnya prosesor AMD FX dengan chip Bulldozer, sepertinya AMD tidak lagi menggebu-gebu dalam mengejar kecepatan yang dimiliki oleh sang pesaing abadi, Intel. Setidaknya, begitulah yang dikatakan oleh CEO AMD, Rory Read.


 “Era tersebut telah berakhir”, kata Rory Read kepada Businessweek. “Saat ini daya proses yang ada pada setiap laptop di dunia sudah cukup.” Entah apakah kata-kata dari sang CEO terbaru AMD ini akan disukai oleh para pemakai prosesor AMD yang ada saat ini. Hal tersebut mengindikasikan bahwa AMD benar-benar sudah tidak lagi ingin berlomba dengan para pesaingnya dalam hal kecepatan CPU. Akan tetapi, AMD melihat bahwa ada sebuah kompetisi yang datang dari para pembuat chip ARM, seperti Qualcomm dan NVIDIA.

Rory pun menambahkan bahwa AMD saat ini tengah memproduksi Trinity yang memiliki sekitar 70% performa grafis yang lebih baik dari chipset Intel. Dengan Trinity pun, AMD yakin akan dapat memproduksi notebook tipis dan ringan tanpa adanya kekurangan dalam pasokan chip, seperti yang terjadi sebelumnya. ”Saya pikir kami datang dan mencuri “daging” pada persaingan (notebook) tipis dan ringan, dan menangkap sebagian besar kesempatan di sana,” katanya.


Rory Reads telah membuat sebuah strategi diferensiasi terhadap produk yang dimiliki oleh Intel, yang telah mendominasi 80% pasar prosesor PC. Strategi diferensiasi produk ini nantinya akan secara penuh dilaksanakan pada tahun 2015. ”Ke depannya, hal ini akan menjadikan AMD yang sangat berbeda, tapi kami memiliki jalan panjang,” katanya. ”Ada gairah untuk berinovasi tetapi perlu ada gairah untuk menuangkannya dan gairah untuk (memberikan kepada) pelanggan.”

Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju dengan apa yang dikatakan oleh CEO AMD ini? Atau Anda masih setuju dengan strategi yang dicanangkan oleh CEO AMD sebelumnya? Jangan lupa untuk meninggalkan komen di bawah ini!